Jumat, 09 Februari 2018

Berita kecelakaan Marco Simoncelli

Hasil gambar untuk marco simoncelli

Berita duka yang sebenarnya datang dari dunia Moto GP. Di mana Marco Simoncelli, pembalap muda asal Italia mengalami kecelakaan di sirkuit Sepang, Malaysia dan menghembuskan nafas terakhirnya.


Marco Simoncelli meninggal akibat kecelakaan yang terjadi ketika balapan memasuki lap ke dua. Saat itu ketika sedang menikung ke kanan, pembalap dari tim San Carlo Honda Gressini gagal menjaga keseimbangan Motor yang dikendarainya. Dalam posisi oleng, Motor Honda bernomer 58 yang dikendarai Simoncelli memotong jalur balap Monster Yamaha Tech 3 yang dikendarai oleh Colin Edwards yang saat itu sedang bertarung berebut posisi dengan Valentino Rossi, bekas sejawatnya di Yamaha yang sekarang membalap untuk Ducati.

Edwards yang memacu motornya dengan kecepatan di atas 100 Km/jam, tidak mampu menghindar saat Honda Gressini yang dipacu Simoncelli tiba-tiba memotong jalurnya, sehingga tanpa ampun motor Yamaha ini pun menghantam kepala Simoncelli hingga helmnya terlepas. Edward sendiri ikut terjatuh, terseret ke gravel dan mengalami dislokasi bahu. Entah karena refleksnya yang hebat atau karena memang sedang bernasib baik, Valentino Rossi yang tak lain adalah sahabat baik Simoncelli yang memacu motornya tepat di samping Edward, mampu mengelak dari kecelakaan. Rossi tidak ikut terjatuh meski motornya sempat masuk ke gravel.

Simoncelli dengan helm terlepas terkapar di atas lintasan, rambut jabriknya terlihat awut-awutan. Petugas medis dengan sigap datang menolong Simoncelli langsung dibawa masuk ke mobil Ambulans. Saat itu dia sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri dan detak jantungnya berhenti. Melihat kondisi ini para dokter langsung memberinya CPR. Tapi tidak tampak ada perubahan yang menggembirakan sehngga 45 menit kemudian pemberian CPR ini dilanjutkan. Tapi karena cederanya terlalu parah, Simoncelli tak dapat bertahan. Dan pada pukul 16.56 waktu Malaysia  yang sama dengan Waktu Indonesia Tengah. Marco Simoncelli secara resmi dinyatakan meninggal dunia, dan penggemar Moto GP pun berduka.

Sebenarnya tragedi memilukan ini tidak perlu terjadi kalau otoritas penyelenggara Moto GP bisa bersikap tegas dari semula.

Sejak dimulainya musim balapan tahun ini, sebenarnya sudah banyak kritikan terhadap gaya balap Simoncelli yang disampaikan oleh para pengamat Moto GP maupun para rider yang ikut bertarung dalam pergelaran balapan Motor terbesar di dunia ini.

Gaya balapan Simoncelli yang agresif bahkan cenderung grasa-grusu dinilai banyak pihak dapat membahayakan keselamatan para pembalap, termasuk keselamatan Simoncelli sendiri.

Pada musim ini saja, cukup banyak pembalap tim lain yang dirugikan oleh gaya balap Simoncelli. Yang paling parah adalah Dani Pedrosa. Pembalap Spanyol yang merupakan kandidat kuat juara dunia tahun ini, terpaksa harus mengubur dalam-dalam mimpinya menjadi juara dunia akibat disenggol jatuh oleh Simoncelli, sehingga Pedrosa tidak bisa turun balapan selama beberapa seri, yang membuat point-nya tertinggal jauh dari Casey Stoner dan Jorge Lorenzo yang menempati posisi 1 dan 2 di klasemen balapan.

Jorge Lorenzo, juara dunia tahun lalu juga sempat sangat kesal pada gaya balap Simoncelli. Begitu kesalnya sampai-sampai Lorenzo mengatakan, “ Tak ada apapun dalam kepala Simoncelli selain rambut”.

Protes bertubi-tubi yang dilancarkan oleh para pembalap ini akhirnya memaksa otoritas penyelenggara MotoGP memanggil Simoncelli. Saya sempat berpikir izin balap Simoncelli akan dicabut. Tapi mungkin karena pertimbangan pemirsa yang menyukai gaya balapan Simoncelli yang membuat Moto GP jadi lebih berwarna, pasca meredupnya Rossi. Alih-alih izin balapnya dicabut, bahkan teguran keras pun tak didapatkan Simoncelli. Oleh otoritas penyelenggara MotoGP, Simoncelli hanya “dinasehati” supaya ketika membalap dia lebih memperhatikan safety.

Memang dalam beberapa seri setelah pemanggilan itu, gaya balap Simoncelli sempat berubah menjadi lebih tenang. Tapi, ketika kemudian Simoncelli berhasil naik podium beberapa kali, dia pun kembali ke gaya balapnya yang asli.

Mungkin karena belum ada protes berarti dari pembalap lain, kali ini otoritas penyelenggara MotoGP tidak memanggil kembali Simoncelli. Sehingga akhirnya malaikat mautlah yang mendahului memanggil pembalap muda Italia ini.

Sekarang tragedi ini sudah terjadi, Simoncelli tidak akan bisa dihidupkan kembali. Tapi ini harus menjadi pelajaran berharga bagi penyelenggara balapan Moto GP ini. Ke depan penyelenggara harus lebih tegas kepada pembalap yang berpotensi membahayakan diri dan lawannya ketika sedang bertarung di lintasan. Dan kalau ada pihak yang harus disalahkan dalam tragedi ini, itu adalah Otoritas Penyelenggara Moto GP yang tidak mencabut izin balap Marco Simoncelli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keunikan tari Dinggu dari Sulawesi tenggara

 Tari Dinggu Tari Dinggu Tarian ini merupakan tarian rakyat yang menggambarkan suatu suasana dan aktivitas masyarakat pada saat musi...